6 Jenis dan Material Baterai Mobil Listrik, Mana Yang Lebih Tahan Lama
Pemerintah terus mendorong penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) atau electric vehicle (EV). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan penggunaan EV pada tahun 2030 untuk mobil listrik sebanyak 2.197.780. Sedangkan untuk motor listrik mencapai 13.469.000 unit.
Menteri ESDM, Arifin Tasrif mengatakan, jika target tersebut terpenuhi akan ada penghematan Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar 8,1 juta kiloliter (kl) sehingga menekan emisi karbon hingga 17,6 juta ton.
Nah, kalau mulai tertarik menggunakan kendaraan listrik, terutama mobil listrik perlu memahami terlebih dahulu mengenai baterai, yang menjadi komponen utamanya. Sebab, jenis baterai mobil listrik beragam dan memiliki karakteristik masing-masing.
Pada dasarnya, baterai mobil listrik berbeda dengan baterai SLI (starting, lightning dan ignition). Baterai SLI adalah baterai yang bisa dipasang di mobil berbahan bakar bensin atau solar. Baterai menyuplai listrik untuk menstarter mesin mobil.
Sedangkan baterai untuk mobil listrik dirancang untuk bisa menyimpan energi dalam periode yang lama.
Secara usia penggunaan baterai kendaraan listrik bisa digunakan antara 10–15 tahun atau setara 200 ribu kilometer. Usia penggunaannya juga tergantung pada jenis baterai yang digunakan.
Ada enam jenis baterai mobil listrik yang perlu diketahui.
Secara umum, baterai mobil listrik yang banyak digunakan di Indonesia berjenis Li-ion. Baterai tersebut mempunyai siklus pengosongan saat dikendarai dan dapat langsung terhubung dengan alat pengisian daya di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPLKLU) di Indonesia.
Meski demikian, harga baterai mobil listrik masih mahal. Harganya bisa mencapai separuh bahkan tiga per empat harga mobil listrik.
Di Amerika Serikat, harga baterai mobil listrik Tesla tembus $13.500 atau setara Rp189 juta. Sedangkan untuk baterai mobil listrik biasa mencapai $7.350 atau sekitar Rp102 juta.
Mahalnya baterai mobil listrik karena kandungan material-material sel, seperti Nickel Manganese Cobalt (NMC), Nickel Cobalt Aluminum (NCA) dan Iro Phosphate (LFP). Jika baterai rusak, tidak perlu mengganti seluruh material dalam baterai. Cukup mengganti material yang rusak saja.
Populer
Berita Terbaru
Bergabunglah dengan kami hari ini dan mulailah membuat dampak positif di planet ini.
Transisi Energi Berkeadilan ID: Sebuah Wadah Pengetahuan Tentang Proses Transisi Energi Berkeadilan di Indonesia