Apa Saja Potensi Energi Baru Terbarukan di Indonesia untuk Transisi Energi?

Michelle Clysia

Penulis

4 menit membaca

Peternak memeriksa keran kontrol pada tangki biogas yang berasal dari limbah kotoran sapi di Pancoran, Jakarta, Rabu (20/12/2023). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/aww.

Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki kekayaan dan potensi energi baru terbarukan (EBT). Potensi tersebut mencapai 3.686 gigawatt. 

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, sampai tahun 2022, sudah ada pembangkit yang terpasang bersumber dari energi baru terbarukan mencapai 81,2 Gigawatt (GW).

Melimpahnya EBT tersebut menjadi modal utama Indonesia dalam melakukan transisi energi menuju target nol bersih emisi (Net Zero Emission/NZE) tahun 2060 atau lebih cepat.

Ya, nama energi baru terbarukan atau EBT mulai banyak disebut seiring dengan upaya untuk mencapai tujuan tersebut. Meski demikian, tidak sedikit yang masih awam bahkan belum mengetahui apa itu EBT. 

Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud) mendefinisikan energi baru terbarukan sebagai sumber energi yang tersedia oleh alam dan tidak akan habis karena terbentuk dari proses-proses alam yang berkelanjutan. International Energy Agency (IEA) menyatakan, energi baru terbarukan merupakan energi yang berasal dari proses alam yang bisa terisi secara berulang terus menerus.

Apa saja contoh energi baru terbarukan yang ada di Indonesia?  

Contoh Energi Baru Terbarukan 

Berikut ini adalah contoh-contoh energi baru terbarukan yang banyak dimanfaatkan di Indonesia. 

  1. Energi surya (sinar matahari) 

Energi ini diperoleh dengan mengubah energi surya melalui panel surya menjadi energi listrik. Potensi energi surya di Indonesia sekitar 4,8 Kilowatt per jam per meter persegi (kWh/m2) atau setara dengan 112.000 Gigawatt peak (GWp).

Dari potensi yang ada, hingga pertengahan tahun 2022 energi surya yang termanfaatkan baru  sekitar 10 MWp. Pemanfaatan energi surya terbesar di Indonesia terdapat di PLTS Bali Barat dan PLTS Bali Timur dengan kapasitas masing-masing 25 Megawatt peak (MWp)  

  1. Energi arus laut

Potensi energi laut di Indonesia masih belum banyak yang mengetahuinya. Padahal, energi laut bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Ada tiga potensi energi dari energi laut yang bisa dimaksimalkan, yakni energi pasang surut (tidal power), energi gelombang laut (wave energy) dan energi panas laut (ocean thermal energy). 

Energi pasang surut adalah energi yang dihasilkan dari pergerakan air laut akibat perbedaan pasang surut. Kemudian, energi gelombang laut merupakan energi yang dihasilkan dari pergerakan gelombang laut menuju daratan dan sebaliknya.

Sedangkan energi panas laut memanfaatkan perbedaan temperatur air laut di permukaan dan di kedalaman. 

Potensi dari energi ini sekitar 41 Gigawatt (GW) atau bisa menghasilkan daya listrik hingga 240 ribu Megawatt (MW). Potensi energi arus laut yang terkuat tercatat di selat Pulau Taliabu dan Mangole di Kepulauan Sula, Maluku Utara. Kecepatannya mencapai lima meter per detik dengan durasi dua sampai tiga jam per hari. Meski potensi tinggi, pemanfaatan energi arus laut di Indonesia masih sebatas kajuan (feasibility study).

  1. Energi angin 

Energi angin atau bayu bisa dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik melalui pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB). Berdasarkan Outlook Energi Indonesia 2022 yang dirilis Dewan Energi Nasional (DEN), potensi energi angin di Indonesia mencapai 154,9 GW.

Energi bayu merupakan sumber EBT  yang melimpah, tersebar luas, dan bersih. Beberapa potensi energi bayu yang sudah dan akan dikembangkan berada di Sidrap dan Jeneponto, Sulawesi Selatan. Selain itu juga di Tanah Laut, Kalimantan Selatan.

  1. Energi air 

Pengubahan energi air menjadi listrik menggunakan bantuan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Berdasarkan data Kementerian ESDM, potensi energi air atau hidroelektrik di Indonesia mencapai 75.000 MW.

PLTA Cirata di Purwakarta, Jawa Barat menjadi pembangkit listrik tenaga air terbesar se-Asia Tenggara. PLTA berkapasitas 1.008 MW itu mampu memproduksi sekitar 1.428 GW per tahun. 

  1. Bioenergi 

Salah satu energi yang masif dikembangkan di Indonesia. Bioenergi memanfaatkan bahan dari material organik. Biasanya bioenergi memerlukan proses terlebih dahulu sebelum nilai kemanfaatannya bisa digunakan.

Potensi bioenergi di Indonesia besar mencapai 442 GW. Hanya saja pemanfaatannya masih dua persen atau sekitar 99,4 GW. Pemanfaatan bioenergi di Indonesia banyak digunakan sebagai energi alternatif seperti biomassa, biodiesel, bioethanol, dan biogas. 

Mengoptimalisasi penggunaan EBT dapat mendorong untuk percepatan langkah transisi energi. Selain itu, masyarakat juga bisa mandiri energi, sehingga tidak lagi bergantung pada energi yang berbahan baku fosil yang berdampak buruk terhadap lingkungan.

ebtenergi-terbarukanpltstransisi-energi

Populer

Perbedaan PLTA, PLTM, dan PLTMH, Penghasil Listrik dari Energi Air 

Michelle Clysia

Penulis

28 Nov 2023 18:38

5
7 menit membaca

Berita Terbaru

Setali Tiga Uang Pemerintah dan Swasta: Berat Hati Danai Mitigasi Iklim

02 May 2025 17:32

5
3 menit membaca

Bergabunglah dengan kami hari ini dan mulailah membuat dampak positif di planet ini.

Logo black

Transisi Energi Berkeadilan ID: Sebuah Wadah Pengetahuan Tentang Proses Transisi Energi Berkeadilan di Indonesia 

© 2025 transisienergiberkeadilan.id