Mencontoh Penerapan EBT dari Kota Berkelanjutan Stockholm
Stockholm menjadi kota yang paling hijau dan berkelanjutan menurut Corporate Knights. Organisasi media dan penelitian yang berfokus pada kemajuan sistem ekonomi berkelanjutan dari Toronto, Kanada itu menyebutkan jika Stockholm selalu membuat inisiatif yang signifikan menjadikan kotanya berkelanjutan dalam beberapa tahun terakhir.
Perjalanan Stockholm dalam menjadi kota yang berkelanjutan tidaklah mudah dan sebentar. Kota tersebut sudah mengalami serangkaian krisis sejak tahun 1980. Mulai dari krisis lingkungan, termasuk polusi udara dan air.
Stockholm yang menjadi Ibu Kota Swedia dan kota terbesar di negara Nordik sukses bertransisi energi dengan beralih menggunakan energi baru terbarukan (EBT). Hal itu sejalan dengan target pemerintah setempat yang menetapkan bebas penggunaan bahan bakar fosil tahun 2040.
Untuk mencapainya, Stockholm menggenjot investasi EBT karena memiliki potensi sumber daya alam melimpah seperti angin dan tenaga surya dari sinar Matahari.
Hasilnya pada tahun 2019, sebanyak 70 persen pasokan energi untuk konsumsi listrik perkotaan Stockholm bersumber dari EBT.
Penetrasi penggunaan EBT dilakukan di berbagai sektor melalui berbagai macam kebijakan.
Misalnya, pada standar penggunaan energi pada bangunan baru yang dibangun di tanah milik pemerintah kota. Intensitas Konsumsi Energi (IKE) pada bangunan tersebut harus mencapai 55 kilowatt jam per meter persegi (kWh/m2). Sedangkan untuk standar nasional di Swedia sebesar 80 kWh/m2.
Selain itu, tahun 2030 perusahaan-perusahaan penyedia pemanas untuk distrik-distrik (kecamatan) di Stockholm diwajibkan mengganti sumber energinya untuk tidak menggunakan batubara.
Pada 2040, pemerintah Stockholm juga akan menghapus penggunaan gas alam dan menggantinya dengan biogas.
Kebijakan transisi energi ikut diberlakukan di sektor transportasi. Pemerintah Kota (Pemkot) Stockholm menerapkan penggunaan energi baru terbarukan untuk menopang kelistrikan seluruh moda transportasi umum. Seperti bus listrik, kereta bawah tanah, dan kereta komuter.
Masih di sektor transportasi, bensin untuk mobil konvensional yang dijual bebas di Stockholm hanya bahan bakar minyak (BBM) yang kandungan etanolnya mencapai 5 persen. Hal itu sejalan dengan kebijakan penghapusan kendaraan berbahan bakar fosil di jalanan kota sampai tahun 2040. Kebijakan itu untuk mengurangi polusi udara dan kebisingan yang ditimbulkan dari sektor transportasi pribadi.
Menurut Pemkot Stockholm, membangun kota bebas bahan bakar fosil akan menciptakan lapangan kerja untuk produksi bahan bakar berbasis energi baru terbarukan. Lebih dari itu, mampu membuat kendaraan lebih ramah lingkungan, meningkatkan teknologi untuk membangun efisiensi energi, dan peningkatan infrastruktur transportasi umum.
Bergabunglah dengan kami hari ini dan mulailah membuat dampak positif di planet ini.
Transisi Energi Berkeadilan ID: Sebuah Wadah Pengetahuan Tentang Proses Transisi Energi Berkeadilan di Indonesia